Selasa, 08 Januari 2008

Bisa karena NIAT atau KEPEPET

BISA KARENA NIAT
Saya suka sekali melihat orang berenang, bolak balik tanpa kelihatan lelah di kolam seukuran olympic. Waktu kecil mamah mendaftarkan saya ikut klub renang, senang banget ! Tapi waktu harus turun ke kolam untuk latihan, saya menangis dan enggak mau turun. Jadilah hari itu saya kena omel mamah, riwayat mau bisa berenang sampai disitu saja.

Bisa berenang ini sering hadir dalam mimpi2 saya, bebas berenang kesana kemari dengan mudah. Dan ketika terbangun suka kaget sendiri, sebetulnya saya ini bisa berenang apa enggak sih ???

Setelah bekerja dan sering tugas luar kota, kalau pas kamar saya ada di pool view, saya suka asyik melihat orang berenang, mau ikutan turun ke kolam tapi tengsin kalau cuma main2 air aja. Paling2 akhirnya saya ke Gym atau sekedar relaxasi di sauna, mumpung gratis !

Setelah sering kali didera perasaan yg sama, saya niatkan diri saya untuk belajar berenang. Cari info sana sini, manggala wanabhakti sport center tempat pilihan saya dan teman2 yang senasib, selain lokasinya dekat dengan kantor saya waktu itu tempatnya juga tidak terlalu ramai.

Mulailah kami berempat private les renang dengan pelatih. Cara ngajarnya asyik. Dalam kurun waktu 4X pertemuan seminggu sekali, saya sudah mengusai gaya dada + sudah bisa bolak balik berenang tanpa kehabisan nafas.

Pertemuan selanjutnya jadi lebih mudah dan mengasyikkan. Dua bulan genap, saya merasa cukup berlatih dan It's show time !

Sekarang renang menjadi olah raga favorit keluarga kami, si kecil Nadya tidak perlu guru private, cukup kami berdua yang mengajarkan. Biasanya kami berlomba menyelam untuk menemukan batu yg kita lemparkan ke dasar kolam, seruu banget! Cobain deh ! jadi kayak iklan nich...


BISA KARENA KEPEPET
Masak memang Hobby saya, tapi bisa masak baru2 saja loh ! Ini rahasianya, mungkin bagi yang mengalami hal yang sama dengan saya dan belum menemukan solusinya bisa diambil tipsnya, narsis enggak sih ! he he .

Kalau masak kue2 saya suka ekperimen sendiri sejak kecil, tapi untuk memasak penganan sehari hari belum pernah, paling2 suka bantu2 ngiris2 dan motong2 aja sudah itu pergi main !

Di awal pacaran dulu, ketika tahu calon Ibu mertua jago masak, rada2 ngeper juga soalnya calon mantunya ini enggak bisa masak ! Untungnya mantan pacar jawabnya enteng aja, yang penting asal ada telor dirumah! Wah kalau ceplok atau dadar sih aku jagonya apalagi buat mie rebus campur telor namanya juga anak kost !

Setelah menikah, mba yg sudah lama bekerja di Ibu ikut bersama kami. Siti Juariyah namanya asli dari Temanggung, kami memangilnya Yu Yah. Yu Yah mewarisi ilmu2 memasak dari Ibu. Urusan perut keluarga kami, ada di tangan "Yu Yah" ahlinya.

Pernah terlontar ide, "Yu gimana kalau kita buka warteg aja !" Semua masakan yang dibuat Yu Yah uenakk tenan! Ide itu hanya berhenti sampai di ide saja, NATO, coba udah kenal TDA yah waktu itu.

Terhitung sejak Nadya lahir sampai Nadya berusia 7 thn, Yu Yah tinggal bersama kami. Hingga tiba waktunya Yu Yah harus balik kampung untuk menemani Ibunya sudah lanjut. Waktu saya tawarkan supaya Ibunya juga tinggal bersama kami, Yu Yah bilang enggak bakalan betah selain itu masih ada kambing dan kebun yang harus di urus.

Sepeninggal Yu Yah, bingung yang pertama ada di kepala saya, gimana kalau Nadya minta dibuatkan opor ayam kesukaanya? Ya kalau mba yang baru bisa masak, kalau enggak? Jaman sekarang eggak mudah juga cari mba, orang2 di kampung lebih tertarik menjadi TKI atau menjadi buruh di pabrik.

Kepepet akhirnya muncul ide, saya harus bisa masak ! Gimana caranya? Sumbernya tabloid Nova yang menumpuk di gudang. Mulai saya bolak balik, resep2 masakan rumahan adalah fokus pertama saya. Sayur asem, Sop, Lodeh, Cap Cay, Semur, Opor, Pepes, Ayam Goreng, dll saya gunting dan buat kliping. Jadi deh 3 bundel kategori Masakan sayuran, Ikan + Ayam dan Daging.

Benar saja, mba pengganti kurang bisa masak ! "Mba bisa baca kan, ikutin aja cara2 di resep ini, ya dikira2 kalau dagingnya disitu ditulis 1 Kg, kelapa parut 1.5 butir, tapi yg mau dimasak dagingnya hanya 1/2 kilo berartinya kelapanya cukup 1 butir. Cabe dan bawangnya juga dikurangi " itu yg saya ajarkan, walaupun saya sendiri belum praktek masak.

Paling tidak selama hari Senin - Jumat ada masakan dirumah, kalau beli masakan mateng terus bisa tekor nih uang belanja !

Walaupun hasilnya tidak sempurna masih ada kurang/ kelebihan di sana sini, untungnya Ryad maklum, hanya si kecil saja yg protes kok enggak enak kayak masakan Yu Yah !

Latihan, latihan dan latihan... Saya jadi tahu ternyata bumbu itu hampir2 rata2 mirip.

Alhamdulillah akhirnya pujian meluncur juga dari mulut suami dan putri kecilku, ternyata Ibu bisa masak juga yah ! Tuing Tuing ! Walaupun si kecil sering menggoda tapi masih lebih enak masakan Yu Yah !Teteup Bo !

Bundelku itu ternyata bermanfaat juga oleh adik iparku ! Dengan kendala yang sama, rumah tangga baru + mba yang belum bisa masak! Foto Copy bundelku pun terbang sampai ke Medan.

Kabar terkahir dari Yu Yah sudah menikah dengan pedagang buah di pasar, Yu Yah sendiri buka warung di rumah berjualan sayuran dan makanan kecil.. wah sudah jadi pengusaha di Desa, alhamdulillah !

Syukur semua berakhir dengan Happy Ending, Happily Ever After.. apaan sih kayak cerita cinderela, please deh ah !

Tidak ada komentar: