Rabu, 24 Juni 2009

Masak Masak

Biasanya tiap ada anggota keluarga yg Milad saya masak nasi kuning beserta laup pauk lainya. Tradisi ini saya teruskan dari Mamah yg selalu buatin nasi kuning jika anak2nya ber-ulang tahun.

Rasanya enak aja dibuatin mamah nasi kuning, nah karena perasaan itu saya juga ingin nerusin tradisinya. Minggu lalu berhubung yg Milad saya sendiri kepingin juga buat nasi kuning buat diri sendiri he he he.

Alhasil pagi2 udah ke pasar tradisional deket rumah buat beli bahan2nya. Eh kebetulan ada buah atap (kolang kaling) kesenengan bos gede, sekalian dibeli deh buat bikin manisan.
Nimati foto2nya yah ...

Rucuh pepaya plus manisan kolang kaling (yg ini favorit my Boss)


Nasi kuning baru mateng masih di dandang siap angkat !


Nasi kuning komplit



Hantaran buat My Mom yg rumahnya enggak jauh dr aku !



Yang ini Beef Spagheti favorit si Cantik ! (paling sering minta dibuatin)


Choir SMPN 103 ( si cantik no.3 dari kanan di baris belakang)

Minggu, 21 Juni 2009

Tingkatkan Kewaspadaan Penjagaan di Toko Anda !

Assalamu'alaikum,

Muslim liburan sudah tiba biasanya diikuti dengan meningkatnya tingkat kunjugan konsumen ke Mall2 atau pusat perbelanjaan. Ada yang sekedar jalan2 melepas penat dan mengisi masa liburan ada juga yg memang ingin berbelanja kebutuhan bersama keluarga, teman dan sahabat.

Dengan padatnya pengunjung memadati toko2 kita, sebaiknya kewaspadaan juga di tingkatkan. Tadi siang saya baru saja dapat sms dari staff saya di SGC ada satu toko di belakang kita yg karyawannya terkena "hipnotis" sehingga banyak barang dan uang yg diambil si pencuri. Modusnya ditepuk pundak dari belakang.

Beberapa hari yang lalu, tempat usaha kita ESL Express di cibubur kehilangan uang dari hasil pembayaran listrik. Pelakunya tidak teridentifikasi karena keadaan saat itu sedang ramai orang yang antri bayar listrik, diduga ada penyusup di antara kerumunan tersebut.

Penipuan via online juga marak baik yang dimulai via email dan sms.

Alhamdullillah kalau via online modusnya sudah bisa kita identifikasi sebelumnya karena kita cukup banyak dengar dari cerita2 yang sama dari beberapa teman.
Sebaiknya lebih hati-hati dan waspada beberapa diantaranya yg pernah saya alami:
  • Via email, biasanya tanpa ada basa basi langsung order dalam jumlah besar (dan harga tidak pernah ditawar). Menghadapi hal spt ini biasanya saya enggak langsung siapkan barang, tapi buat saja hitung2 total estimasi berapa besar barang yg dia order, dan minta DP 50% di bayar dimuka. Jawab mereka biasanya tidak mau, maunya di bayar penuh dengan giro dimana tanggal giro bisa dicairkan lebih lambat dari tgl barang yg harus kita kirim. Atau mau bayar/ transfer tapi barang minta dikirim dahulu 100% dimuka.
  • Via telp/ sms order barang dalam jumlah besar, dan langsung minta dihitungkan totalnya berapa karena akan segera transfer. Sama dengan point 1 saya langsung sebut saja totalnya estimasi tanpa saya siapkan barangnya. Biasanya tidak sampai 10 menit mereka akan call kalau uang sudah di transfer dan kita harus segera cek. Di jaman era tekhonologi saat ini kita tinggal tunggu info dari sms banking saja kan tidak perlu cek ke ATM? Lebih cepat lagi kita bisa cek via internet banking. Jika sampai 30 - 60 menit saya cek belum ada, udah wajib tuh curiga apalagi kalau transfer dari bank yg sama.
  • Biasanya saya sms "dana belum masuk". Enggak sampai hitungan menit pasti langsung dapat call dari ybs dan ngotot kalau dia udah beneran transfer dan ujung2nya minta kita cek via ATM katanya sih biar cepat dan nanti dia akan menghubungkan kita dengan customer service bank yg dimaksud.
  • Kalau udah gitu, biasanya saya jadi gemes hari gini gitu loh cek ke ATM ?? Ryad sih bilang udah taruh di web aja no.Hpnya dan alamat kirimnya, tapi belajar dari "kasus prita" nanti asal naruh repot juga kalau no.nya udah di ganti dan dipakai sama orang lain dan alamat kirim belum tentukan itu alamatnya dia ?? he he he.
Dapat order dadakan mudah dan gede siapa yg enggak mau ?? Tapi sebaiknya lebih rasional dan berhati hati menanganinya.

Salam

Minggu, 14 Juni 2009

Belajar dari Pasar !


Dari kecil sejak duduk di bangku SD saya suka sekali ke pasar. Saya ingat waktu ada lomba masak antar kelas saya fikir lomba dimulai dari belanja sayur mayur dahulu baru masak. Yang ada sampai di kelas group saya sendiri yg belum bawa bahan utk masak dari rumah. Sementara teman2 saya yg lain semuanya sudah siap teriris iris rapih tinggal di olah saja.

Dengan komplain dari temen2 segroup dimana saya sebagai ketuanya dianggap yg bertanggung jawab, saya langsung cabut ke pasar tradisional terdekat waktu itu temanya buat mie goreng.
Pulang dari pasar, temen2 yg lain sudah siap2 menata meja sementara saya belum apa2. Alhasil semua serba terburu buru dan hasilnya enggak ada yg mau makan masakan saya he he he.

Tapi kalau ingat sekarang saya yg paling jujur atau naif yah he he he , yg lain semua bumbu2 udah disiapin dari rumah oleh ibu masing, tinggal sreng..sreng jadi deh. Sementara saya sendiri enggak bilang ke mamah kalau mau ada lomba masak, cuman nyontek dari buku masakan, latihan sekali dirumah ditemenin si bibi.

Ada lagi cerita, waktu mau ultah mamah saya pengen kasih kado yg istimewa. Setelah buka tabungan saya naik becak ke pasar dan kaget luar biasa ada gelang emas keroncong kok murah amat. Saya beli waktu itu seribu rupiah utk kado mamah dan bangga bisa beliin mamah perhiasan. Saya baru tahu ternyata itu imitasi setelah mamah kasih tahu.

Waktu kuliah mamah buka toko di rumah, saya yg paling seneng kalau disuruh belanja ke pasar untuk isi toko jika stok sudah menipis. Beli chiki yg rentengan, roti, permen, gula pasir dll. Saya seneng banget lihat kesibukkan di toko grosir punya si enci bentuknya kayak gudang gelap, lantainya masih dari tanah tapi transaksi yg terjadi luar biasa.

Belajar dari pasar masih berlangsung sampai hari ini. Masih ingatkan cerita kami di penghujung tahun 2008 ? Tepatnya Desember, 2008 kami membuka outlet Offline kami yg ke-6 "Ruzika Moslem Outlet" di Pasar Ciracas - Jakarta Timur? http://poppygarmila2.blogspot.com/2008/12/marathon-pembukan-business-baru-di.html

Nur dan Nurul yang bertugas di Pasar Ciracas - Great Team !


Awalnya pembukaan outlet di Pasar Tradisional seiring dengan rasa penasaran kami, gimana sih market dan prospek jualan di Pasar Tradisional ? Bisa enggak yah kita bersaing dengan outlet yg menjual produk yg sama dalam satu lokasi yg berdekatan?

Sebelumnya outlet2 offline kita berlokasi di Pasar Modern i.e Mall dan pusat grosir, atau lebih spesificnya berlokasi di gedung2 tinggi dan ber AC. Juga rasa penasaran yg mendalam gimana sih jualan produk2 non branded yg kebanyakan para pedagang ambilnya di Psr Tanah Abang atau Pasar Tasik. Setelah enam bulan kami berdagang disana, kami mendapat jawaban dan pelajaran yg berharga.

Masalah pertama muncul ketika harus menentukan harga jual ? Karena masih awam soal harga jual untuk barang2 non branded kami agak bingung mau ambil margin berapa utk ecerannya supaya enggak kemahalan jualnya, mengingat ini barang kebanyakan yg bisa terjadi barang yg sama dijual di toko sebelah kita ?

Yg paling gampang tanya aja kan ke penjualnya kalau kita beli kodian harga X, klw eceran mereka jual berapa di tanah abang ? Ternyata jawabannya bikin shok juga. Harga kodian hanya beda tipis dengan harga eceran utk beli di tempat tsb yg notabene pusat grosir.

Ya udah deh, di catat dulu aja sampai rumah dipikirin lagi.
Hitung punya hitung oke Rp X kita ambil margin yg paling tipis, hitung2 promosi toko baru dengan asumsi paling2 ditawar kurang 1000 - 2000 dan mentok kurang di 3000 begitu pesan kita kepada penjaga toko.

Kita informasikan juga harga jual eceran kita hanya beda tipis dengan harga eceran kalau mereka beli ke tanah abang langsung, belum dihitung ongkos PP kesana. Kita anggap strategi informasi ini cukup baik dan akan memikat calon pembeli.

Semua item sudah kita labellin (banderolle) untuk memudahkan karyawan menawarkan dan mengingat berapa harga penawarannya.

Hari pertama dapat laporan "Bu, nawarnya pelit2 sekali, mereka tanya kok di pasar jualan pakai banderole ? Jilbab harga 40 ribu ditawar 15 ribu, sedangkan harga pas kita hanya kurang maximum di 3000 ? Gimana bu ?"

"Apa boleh banderolenya saya copotin aja, jadi nawarinnya tidak pakai harga banderole, supaya kalau ditawar bisa masuk ke harga lepas kita ?" Itu pertanyaan yg saya dapat dari karyawan saya.

Jawab saya, "dijelaskan saja kita tidak ambil untung banyak2 makanya harga kita tidak bisa turun banyak" .

Jilbab 40 ribu ditawar 15 ribu, beli kodian aja masih jauh di atas 15 ribu, pusing juga.

Hari ke hari mengalami hal yg sama. Saya coba staff saya utk cross checking ke toko2 sebelah. Dapat jawaban dari staff saya: "Bu, padahal di beberapa toko mereka nawarin awalnya aja udah xxx, jadi si calon pembeli nawar kurang XX masih masuk harga pas kita. Di kita banderolenya udah rendah jadi nawarnya lebih rendah lagi.

Konsumen juga komentar sih bu, "Disini buka penawaran lebih murah, tetapi namanya pembeli sudah tahu penawaran awal lebih murah teteup aja masih nawar jauh lebih murah lagi." Saran dari Uni sebelah juga saya terima, disini orang nawarnya enggak kira2 bu beda dengan di Mall.

Itu pelajaran pertama, pelajaran ke-2 awalnya kita hanya memasukkan beberapa jilbab branded yg harganya tidak begitu mahal, dengan asumsi pelajaran ke-1 tadi. Pembeli maunya yg murah2.

Seiring berjalannya waktu, banyak pembeli datang terutama mendapat informasi dari web bahwa kami buka di lokasi yg dekat dengan pemukiman mereka. Mulai menanyakan merek2 yang kami publikasikan via web.

Pelan2 saya isi brand2 yang mereka minta. Seiring waktu terjadi pergerseran minat konsumen. Dari hanya lihat2, coba beli satu dan informasikan ke teman2nya. Informasi dari mulut ke mulut semakin lama semakin berkembang, dan mulai banyak pertanyaan apakah kami menjual juga brand ini dan itu.

Satu hal yg saya rasa cukup berat berjualan produk non branded, kita harus cepat tanggap model apa yg saat ini lagi trend dan sebisa mungkin harus segera di display di toko kalau memungkinkan sebelum toko2 lain mendisplay.

Dan itu berarti kita harus siap paling tidak seminggu 1 x belanja ke psr tanah abang karena perputaran model2 disana sangat cepat sekali. Lalu bagaimana jika stok model2 terdahulu kita masih banyak? Hal ini yg akan menjadi masalah beban stok. Sedangkan untuk produk2 branded model2 yg sudah keluar awal tetap masih dicari oleh konsumen, apalagi jika konsumen tersebut baru mengenal brand tersebut.

Produk non branded dan branded tetap punya pangsa pasarnya masing2, tapi mungkin karena kami sudah lebih dahulu dikenal dengan produk2 branded, image menjual produk branded sudah lebih dahulu terbentuk.
Sukses !

Kita menyewakan 1 buah kios (pojok) di Pasar Ciracas bisa call ke : 0812. 9573739 atau via email ke saturyad@yahoo.com. Prospek bagus apalagi mejelang Hari Raya !! (Toko yg khusus menjual boneka dan mainan rasanya belum ada)

Sabtu, 06 Juni 2009

Kerja Keras dan Kekompakkan Berbuah Hasil yang Manis !

Akhhh akhirnya bisa sempat nulis dan share lagi. (Mohon maaf nich kalau enggak bisa sering2 update blog, bawaannya kalau udah malem maunya cepet2 rebahan aja, istirahat terus bobok deh)

Alhamdulillah bulan Mei 2009, Team Ruzika sudah bisa melewati pencapaian puncak tertinggi di tahun 2008 lalu, dimana terjadi di bulan September 2008 pada saat "panen Raya Lebaran".
Jika dilihat trend yg terus naik, hitungan di atas kertas diharapkan "Panen Raya Lebaran" tahun ini bisa menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya, amien.

Toko2 juga sudah mulai sedikit demi sedikit kami penuhi dengan stok2 persiapan Panen Raya. Sudah mulai terdengar keluhan2 "aduh bingung naruhnya dimana bu, tempatnya kecil".

Disini saya mau berbagi cerita mengenai pencapaian team, semangatnya dan juga kendala2 nya yang dihadapi team di lapangan.

Setiap bulan saya menginformasikan pencapaian peringkat sales ke1,2,3 dst via sms ke semua jaringan toko ruzika. Informasinya bukan berupa nilai omzet X rupiah isinya simple aja sbb : Alhamdulillah bulan x telah kita lalui, terimakasih atas kerja keras.nya bla bla bla peringkat ke-1 dipegang oleh team ruzika X dgn kenaikan X % dr bln lalu, ke 2 team ruzika Y turun X %, dst.. sampai peringkat terakhir.

Ternyata informasi tsb berdampak positif, menimbulkan persaingan di antara team untuk menjadi yg lebih baik di bulan berikutnya. Saya juga menganjurkan mereka untuk bertanya dan berkomunikasi dengan fasilitas HP yg kita sediakan untuk mencari tahu apa rahasia team X yang selalu jadi peringkat ke satu. Apa kiat2nya, dsb. Juga saya minta team yg sukses untuk tidak pelit berbagi apa kiat2 mereka kepada team yg lain.

Berikutnya saya tanya apa feedback mereka dari hasil share dengan team yg lebih sukses ? Cara ini terbukti baik di bulan ini, team Z sebulan sebelumnya menduduki peringkat ke-3, setelah bertanya dengan team X yang berada di tingkat ke-1, mengalami peningkatan sales sebesar 61% dan hampir mengejar team X yg masih bertahan di posisi ke-1, tapi team Z mengalami loncatan ke posisi ke-2 hanya selisih sedikit dgn team X.

Pertarungan sengit terjadi 2 hari sebelum closing month. Setelah saya hitung2 saya SMS kepada ke-2 team, kira2 bunyinya sbb : Utk dpt target X Rp butuh min X Rp dalam 2 hari ini. Team X dan Z bersaing ketat nih untuk mendapatkan posisi ke-1.

Tidak lama saya dpt balasan dari team Z, alhamdulillah bu kita sudah dapat X Rp dan kita harus menjadi no.1 bulan ini.

Kemudian di susul sms dari team X "Bu target sudah goal ! hari ini"

Senyum2 saya balas sms ke-2nya "Good Job! Tapi masih ada besok penentuannya jadi pertarungan belum berakhir yah ".

Bulan Mei masih bertahan dipegang team X. Tadi siang saya ketemu team X dapat cerita lanjutan kalau team Z cukup kecewa dan langsung menelpon team X setelah tahu posisinya belum bisa mengalahkan team X.

Sesama team belum pernah bertemu muka, tapi mereka cukup akrab saling berkomunikasi terutama dalam hal mencari barang pesanan para member mereka masing2. Saya anjurkan mereka untuk pro aktif mencari informasi ketersediaan stok jika barang yg dibutukan member mereka tidak ada di tokonya dan mencari di toko team yg lain. Jika ada barang tersebut akan ditipkan ke saya bertepatan waktu kunjungan saya ke toko tsb.

Keluh kesah menghadapi pelanggan, biasanya mereka tumpahkan ke saya pada saat kunjungan saya ke toko. "Kesel banget bu, masak saya sudah pisahin barang pesanannya, sampai orang lain mau ambil saya enggak kasih, eh waktu saya telp kapan mau diambil jawabanya belum sempat kalau ada yg mau kasih aja. Padahal sebelumnya bolak balik komplain kenapa barang pesanannya enggak ada terus".

Saya jawab, "ibu juga pernah alami hal seperti itu, sudah dipesankan khusus ke produsen karena keukeuh maunya sampai ada, begitu barang sudah ada disms nilainya dan tanya kapan mau transfer ? Jawabnya belum ada uangnya dan tidak bisa kasih kepastian kapan bisa transfer". Ajaib kan :)

Ada juga yg minta cepet2 disiapkan dan di hitungkan totalnya karena mau segera transfer, di sms totalnya tunggu punya tunggu enggak ada balasan. Di call enggak di angkat eh... beberapa bulan kemudian muncul lagi sms dari no. yg sama mau pesan barang lagi, ibu tanya kenapa waktu itu enggak ada konfirmasi ? Apa jawabnya "sorry saya sibuk" gubrakk !

Intinya kita juga sebagai owner memahami kendala2 di lapangan yg mereka hadapi, karena kita juga menghadapai kendala yg sama.

Dari berbagai keragaman konsumen, sebaiknya memang kita fokus pada konsumen yg memberikan kontribusi lebih besar dengan jumlah yg kecil dibanding jumlah yg besar tetapi cukup membuat kita sibuk, capek dan pegel tetapi memberikan kontribusi yg kecil.

Mirip2 prinsip pareto produk lah. Tapi yang ini pareto konsumen, dari 20% konsumen yg enggak macem2 tapi memberikan kontribusi 80% dibanding 80% konsumen yg macem tapi hanya memberikan kontribusi 20%.

Idealnya memang kita harus melayani semua sebaik baiknya , tetapi terkadang memang ada yg tendensinya seperti itu. Saya alami sendiri setelah ngaduk2 semua barang yg ada, yang dicari memang yg tidak ada . Minta warna kuning dikasih warna kuning, ah enggak bukan kuning ini, ditanya kuning seperti apa, kayak gimana yah susah ngejelasinnya ! Dan pada akhirnya memang tidak membeli.

Ada yg sudah sms bolak balik tanya. Pertanyaan di cicil sedikit demi sedikit, dimulai aturan discount, dapatnya apa aja, rinciannya apa, dll, ujungnya enggak jadi karena discountnya segitu sih saya mau beli kalau discount Z dia yg tentukan sendiri. Itu setelah melalu SMS lebih dari 10 X.

Saling berbagi cerita bisa menjadikan hubungan Owner dan Karyawan menjadi lebih dekat, keluh kesah terkadang menjadi bahan bercandaan kita sekedar untuk menghilangkan ketegangan.

Senin, 01 Juni 2009

Testimoni Baru Sabun Anti Jerawat Puspaarum



Siapa yang akan menjadi testimoni berikutnya ?..... Silahkan coba "Paket Coba Dulu" senilai Rp. 60,000 (sudah termasuk ongkos kirim) sms ke 0811 88 4552, jangan mau ketinggalan.