Jumat, 08 Februari 2008

Berbisnis dengan Dukungan Komunitas TDA (Pemenang I Lomba Menulis Tentang TDA)

Seperti yang ditulis dalam blognya Pak Roni sebagai Jendral sekaligus Founder TDA http://roniyuzirman.blogspot.com/2008/02/berbisnis-dengan-dukungan-komunitas-tda.html. Kami memperoleh Juara pertama dalam Lomba Menulis Tengtang TDA di MILAD ke-2 Komunitas Tangan Di Atas. Berikut isi tulisannya semoga terinspirasi.

Berbisnis dengan Dukungan Komunitas TDA (Pemenang I Lomba Menulis Tentang TDA)

Februari 08, 2008 di Jumat, Februari 08, 2008
Diposting oleh Badroni Yuzirman

Oleh: Ryad Kusuma

Awal mulanya...
Sekitar bulan april / may 2006, lupa, saya browsing internet, mencari peluang apa yang bisa dijual. Sebetulnya masih agak malas untuk mulai cari-cari usaha sampingan lagi. Apalagi belum lama sempat tidak untung dalam usaha penjualan software aplikasi handphone sms murah 10 perak via internet.

Searching kesana kemari, akhirnya masuk di blognya pak Roni Yuzirman. Disitu ada artikel tentang tawaran kios gratis untuk usaha di M2S dan di PGMTA. Wah kok enak sekali, sewa kios gratis di daerah elit pula. Bagaimana ya caranya supaya bisa dapat akses ke informasi seperti ini?

Karena ada milisnya (TDA, tangandiatas@yahoogroups.com), saya coba untuk subscribe disana. TDA adalah singkatan dari Tangan Di Atas. Artinya kurang lebih pengusaha kaya yang lebih suka memberi daripada menerima.

Ternyata artikel di blognya pak Roni serta isi email di milis sangat luar biasa. Artikel motivasi, sharing dari teman-teman yang beruntung memperoleh kios gratis, sharing dari teman-teman yang sudah mulai membuka usaha... Kenapa saya nggak ikut memulai?
Pertanyaan pertama, apa yang mau saya jual?

Pertanyaan ini lama berada di benak saya, sampai suatu saat saya membaca email sharing dari pak Hadi Kuntoro soal usahanya. Dari beberapa kali japri, saya tau apa yang dijual, dan yang membuat saya kaget adalah omzetnya. Edan... jualan jilbab ternyata bisa laku banget.

Saya coba datang langsung ke toko pak Hadi di bekasi, ternyata disana memang jilbabnya bagus-bagus. Rabbani. Saya baru lihat jilbab seperti itu. Dan beneran, wanita yang pakai kerudung itu jadi kelihatan lebih cantik dan modis. Nggak terkesan tertutup.

Setelah diskusi dengan istri, ok, kita putusin jual kerudung instant Rabbani, tapi bagaimana bisa dapat harga bagus? Bagaimana jalur distribusinya?

Dari searching di web, saya dapat no. telp dan email di bandung. Setelah komunikasi beberapa kali, saya dapat contact person agennya di bekasi berikut segala macam persyaratannya.

Sekarang, mau jualan dimana? Tempat belum ada, pegawai belum ada, saya dan istri juga masih berstatus karyawan dengan lokasi kantor yang cukup jauh dari rumah. Kantor saya di kawasan industri Delta Silicon Cikarang, sementara istri di kawasan industri Pulogadung. Dan rumah kami ada di cibubur.

Kami coba bicarakan hal ini dengan Ibu Mertua, karena memang beliau dulunya suka dagang, hanya saja setelah almarhum Bapak Mertua pensiun, beliau lebih aktif dalam kegiatan keagamaan.

Ternyata beliau bersedia membantu, ok, kita jualan dari garasi rumah mertua.
Sekitar pertengahan July 06, kita datangi Ibu Agen Rabbani di bekasi yang ternyata rumahnya luarbiasa jauh, kita ngobrol-ngobrol, setelah final, kita coba beli barangnya. Awalnya kita diminta belanja barang senilai Rp. 3 juta.

Rp. 3 juta.. jilbab semua, harus laku dalam sebulan, bisa nggak ya? Kalau nggak laku gimana? Kalau laku, berarti harus belanja lagi, padahal rumahnya jauh mana macet lagi... gimana ngaturnya? Pusing juga...

Tapi pokoknya Bismillah...
Selain dari garasi Ibu Mertua, kita coba titipkan barang di beberapa tempat. Istri sampai bela-belain cuti dari kantor untuk bergerilya ke berbagai sekolah muslim dan toko-toko untuk bisa titip barang. Seminggu berjalan ternyata hasilnya menggembirakan. Kita bisa belanja lagi, walaupun jauh.

Ini memicu kita untuk lebih serius memikirkan kelanjutan usaha ini. Kita mulai cari-cari lokasi usaha yang cocok di dekat-dekat rumah. Ternyata muahal-muahal ya yang namanya lokasi untuk usaha itu. Ada kios sederhana di pinggir jalan utama, minta 24 juta pertahun, dan dibayar untuk 2 tahun, 48 juta.. weleh... nggak sanggup.

Suatu malam, pulang kantor, istri mampir ke plaza cibubur, salah satu mall di wilayah cibubur yang lokasinya berada di seberang perumahan yang kami tempati. Sebelumnya saya sudah mencoba menghubungi pengelola tempat di plaza ini tapi kurang memperoleh respon positif.

Kebetulan dia secara tidak sengaja bisa langsung menemui EO pengelola tempat di lt. 3 dan diberitahu masih ada 1 kios kosong tapi lokasinya mentok di pojok, waduh.. Harga sewanya sih masih masuk budget dan yang paling enak adalah bisa dibayar bulanan... sip.. sip.. ambil aja deh. Soal lokasi, ya gimana lagi.. yang penting masuk dulu walau hati kecil sebetulnya agak ragu, tapi semangat dari istri bisa sedikit menular.

Yang bikin deg-degan, kita cuma dikasih waktu sekitar 10 hari untuk buka kios. Belakangan, ternyata ada salah seorang yang sudah booking kios di lokasi yang lebih baik ternyata mengundurkan diri, jadilah kiosnya kita ambil.

Grabak grubuk... beli peralatan toko di tanah abang (ternyata harga disana ga lebih murah), gotong-gotong kepala manekin untuk display jilbab, gawang untuk gantungan baju, ram kawat untuk gantungan jilbab, berat euy... Panggil tukang langganan utk perbaiki dekorasi interior kios. Interior dikerjakan malam hari, setelah mall tutup, sampai menjelang dini hari selama beberapa malam.

Oiya, nanti yang mau jualan siapa? Orangnya jujur apa nggak? Gajinya berapa? Berapa orang yang mau jaga? Jam kerjanya bagaimana? Bagaimana caranya supaya dia mau bekerja dengan baik, bisa menawarkan barang? Aduh.. masih banyak pertanyaan. Kalau sudah begini bawaannya ingin ngomel melulu, stress...

Finally, hari sabtu tanggal 5 agustus 2006, menjadi hari yang bersejarah. Setelah 16 tahun saya dan istri kerja kantoran, pagi itu kita berdua (eh bertiga dink sama si kecil Nadya) sukses berdiri menjadi penjaga toko, hehehe...

Saat ini… 1,5 tahun kemudian…
Tanpa terasa waktu sudah berjalan hampir 16 bulan dari pertama kali action bersama TDA. Banyak hal yang dulu rasanya tidak mungkin terjadi ternyata sekarang sedang kami jalani.

Sharing dari teman-teman TDA baik di milis, di blog atau melalui email, chatting dan diskusi langsung banyak menambah wawasan kami. Pengetahuan yang tidak hanya bagus pada teori tapi dapat langsung di praktekkan di lapangan. Ide-ide bagaimana mengembangkan usaha agar tidak stagnan. Produk apa saja yang sedang tren dipasar. Mesin bisnis apa yang bisa dipakai untuk menambah cashflow. Bagaimana mengelola usaha dan cashflow agar bankable. Bagaimana mengelola hutang agar mendukung perkembangan usaha. Dukungan semangat dan motivasi serta silaturahmi dari teman-teman komunitas. Sharing winning dilakukan tanpa perlu merasa sungkan atau khawatir dianggap pamer, karena semua dilakukan dengan niat saling menginspirasi dan berbagi.

Bunga yang tumbuh di kebun bunga lebih mudah mekar berkembang daripada yang tumbuh sendirian di gurun pasir. Analogi ini saya bandingkan dengan usaha yang akan kita jalankan.

Jika kita bergabung dengan orang-orang yang memiliki getaran yang sama, arah yang sama, tujuan yang sama, maka apa yang akan kita capai akan dapat diperoleh dengan lebih mudah karena semua saling mendukung. Kekurangan yang kita miliki dapat tereliminasi atau paling tidak diminimalisir oleh rekan yang lain. Dan ini yang saya peroleh dari Komunitas TDA.

Sama sekali saya tidak menyangka pertumbuhan usaha yang saya jalankan 1,5 tahun lalu akan melesat sedemikian rupa. Angkanya mungkin tidak spektakuler jika dibandingkan dengan pertumbuhan usaha sebagian orang lain. Tapi saya hanya membandingkan dengan diri saya sendiri.

Saya sudah bekerja sebagai karyawan sejak kuliah di tingkat 2, sekitar 17 tahun yang lalu. Demikian juga istri saya. Selama 17 tahun ini saya merasa nyaman dengan apa yang telah saya peroleh. Memang kadang saya melakukan bisnis kecil-kecilan seperti usaha angkutan, jualan baju, jualan pulsa, menyewakan properti dll. Tapi, kecuali menyewakan properti, semua usaha yang telah dilakukan tidak bertahan lama. Semua karena mindset saya terhadap usaha itu hanya sebagai usaha sambilan, iseng-iseng saja.

Memang awalnya membuka usaha Ruzika Collection inipun awalnya iseng juga. Tapi dengan berjalan waktu yang tiada hari tanpa membaca sharing di komunitas TDA, mindset kami, saya dan istri, mengalami transformasi.

Usaha yang satu ini harus berkembang, tumbuh menjadi salah satu pilar ekonomi dalam rumah tangga, sehingga dalam 1-2 tahun nanti kami bisa 100% mengurus bisnis ini.

Kalau di TDA, biasanya kita bicara Dream, Strategy dan Action. Dream saya adalah Ruzika Collection akan memiliki 10 toko baru dalam 5 tahun ke depan dengan omzet total 1 milyar per bulan.

Dream itu akan saya capai dengan strategi membuka jaringan toko retail di berbagai mall dengan mencopy-paste keberhasilan di satu toko. Cashflow dan profit di jaringan toko tsb akan diinvestasikan kembali di properti dalam bentuk toko yang lain dan hasil dari bisnis di toko baru ini akan dipakai untuk membiayai properti tsb.

Semua upaya Action akan diarahkan untuk mencapai Dream dengan memakai Strategi diatas. Target tahunan adalah membuka 2 toko baru.

Dan alhamdulillah setelah 1,5 tahun usaha ini kami jalankan, saat ini kami sudah berhasil mengcopy-paste 3 toko baru sehingga total kami sudah mengembangkan 4 toko dimana 3 diantaranya adalah properti milik sendiri dan hanya satu yang masih sewa karena memang di mall tempat toko itu berada hanya memberlakukan sistem sewa.

Sementara dari sisi omzet, selama 2007 yang lalu, angka 1 milyar sudah terlampaui di awal bulan oktober. Bandingkan dengan modal 3 juta yang saya gunakan untuk modal awal membeli jilbab dulu. Dan profit dari usaha yang baru berumur 16 bulan ini sudah jauh melampaui penghasilan dari pekerjaan yang sudah 17 tahun saya jalankan.

Sungguh suatu peluang yang luar biasa. Benar-benar pencapaian yang sama sekali tidak terbayangkan pada saat awal usaha. Memang perjalanan ribuan kilometer selalu diawali dengan satu langkah kecil. Dan di sepanjang perjalanan kehidupan, kita akan selalu menjumpai berbagai hal baru yang menakjubkan.

Memasuki usia 2 tahun, TDA semakin menarik perhatian banyak orang. Semakin banyak orang terlibat, semakin banyak orang merasakan spirit TDA, semakin banyak orang yang akan merasakan manfaatnya seperti apa yang sudah saya rasakan dan jalani selama bergabung dengan TDA. Roda sudah berputar, tinggal menjaga kecepatan dan arahnya. Selamat !

Tulisan untuk menyambut milad 2 TDA - 27 Januari 2008
Ryad Kusuma + Poppy Garmila
Ruzika Collection

Tidak ada komentar: