Kamis, 06 Maret 2008

Berbagi tips untuk melebarkan pasar anda bagi yang ingin memulai berusaha !

Saya coba share berdasarkan pengalaman pribadi dan cerita2 dari customer saya.

Pernahkan anda berhitung atau sekedar mengingat berapa banyak member di toko anda yang tetap loyal berbelanja dari awal pembukaan toko sampai berjalannya waktu.

Saya coba ingat2 dan hitung lagi bagaimana dengan loyalitas member di Ruzika Moslem Outlet dan jaringannya paling tidak untuk kurun waktu > 1,5 tahun.

Jawabannya ternyata sangat bergantung kepada seberapa besar area pasar yang di punyai oleh para member2 saya tersebut:


KATEGORI KE-1: Para ibu2 rumah tangga yang baru mencoba untuk usaha berjualan di sekitar rumah, tempat pengajian, tempat arisan, atau tempat sekolah anaknya.

Mereka tidak punya tempat usaha yang terbuka untuk umum. Bermodalkan brosur dan paket sample yang mereka kenakan pada waktu berjualan, pemesanan pertama biasanya terjadi lonjakan dan agak menurun pada pemesanan2 berikutnya.

Apa alasannya ? Ternyata beragam:

a. Pasarnya terbatas. Karena lingkup area berdagang ibu2 hanya sekitar tempat2 tertentu dengan orang2 yg ditemui itu2 saja.

Solusinya : Hadirkan selalu model2 baru untuk ditawarkan dengan melihat kondisi waktu. Misalkan ibu2 yang mengambil di area arisan rata2 tinggal 1X lagi cicilan, boleh di bawakan model2 baru pada waktu menagih cicilan terakhir. Sementara dilingkungan tempat anak sekolah hadirkan model yang sudah ditawarkan sebelumnya di arisan.

Perluas pergaulan, mencoba mendatangi tempat sekolah yang lain tawarkan kerjasama untuk konsiyasi di warung2 terdekat atau kalau ada koperasi sekolah lebih baik.

Jika ada pelanggan di sekitar rumah yang bekerja di kantoran, coba2 ajak untuk mau ikutan memasarkan dagangan kita ke lingkungan teman2 di kantornya dengan pola bagi hasil.

Diatas beberapa opportunity yang bisa dicoba utk dijalankan guna melebarkan pasar. Yang harus diingat orang yang akan kita titipkan barang kita yakini bisa di percaya.

b. Ada orang lain berjualan produk yg sama dengan harga yang lebih murah dari yang dia tawarkan. Harga memang sangat sensitif sekali. Kalau sampai kejadian seperti ini memang agak sulit untuk mengembalikan kepercayaan calon pembeli terhadap image "JUALANNYA MAHAL" terhadap diri kita.

Solusinya: paling bisa kita turunkan juga harga produk kita menyamai competitor kita, dengan alasan menemukan supplier baru yang ternyata harganya bisa lebih rendah, sehingga bisa jual lebih murah.

Situasi ini memang tidak bisa di hindari di tingkat pengecer/ member. Sebetulnya member sudah mendapat keuntungan margin dari diskon member ke agen, tapi karena member mengadop sistem kredit wajar saja menaikkan kembali harga banderole tapi resikonya kenaikan harga banderole harus hati2 karena sifatnya bebas kalau ada yang menawarkan lebih rendah resiko "image JUALANNYA MAHAL" akan berdampak ke kita.

c. Kredit macet ke pelanggan berakibat belum bisa beli barang lagi karena uangnya belum balik. Hal ini pernah saya alami pada waktu saya pertama kali mencoba usaha ini. Waktu itu ibu saya membantu menjual di garasi rumah dan pelanggannya adalah tetangga dan teman2 pengajian ibu saya.

Sebetulnya saya sih inginnya cash and carry tapi Ibu saya enggak enak hati juga dengan tetangga dan teman2nya. Yang terjadi barang laris manis tapi uangnya belum kumpul.

Dari sanalah saya melakukan action untuk menyewa kios di plaza cibubur dengan perhitungan dari sanalah uang cash bisa di dapat dan bisa diputar untuk membeli barang lagi.

Solusinya : Untuk kasus pelanggan di ibu saya, saya buat peraturan belanja di tanggal 1-10 bayar cash dengan pertimbangan kan baru gajian masak sudah ngutang. Diatas tgl 10 boleh lah tapi dengan jatuh tempo 20-30 hari pembayaran di awal bulan depannya dan hanya tempo 1x bayar saja.

Kategori ke-1 memang pada akhirnya banyak yang berguguran satu per satu dengan alasannya masing2.


KATEGORI KE-2 para Ibu Rumah Tangga yang sudah memulai usaha dan membuka tokonya di rumah, biasanya garasi yang disulap menjadi showroom tokonya. Usaha ini bisa dikatakan sebagai sampingan dari si Ibu tapi ada juga yang sudah bukan merupakan usaha sampingan melainkan sebagai pilar utama bagi perekonomian rumah tangganya.

Di kategori ini rata2 sudah mempunyai pelanggan loyal, dan biasanya tidak hanya dari tetangga sekitar tapi bisa sampai beberapa blok dari lokasi. Bahkan bisa dari tempat yang jauh sekali bisa menjadi pelanggannya ketika melewati toko si Ibu tsb dan ingin mampir untuk sekedar melihat lihat dan akhirnya tertarik untuk membeli.

Kelebihannya lagi toko seperti ini bisa menjaring ibu2 disekitarnya yang mau menjualkan barangnya kembali di luar areanya, sistemnya barang di titip bawa oleh ibu2 tersebut untuk di jual di luar area tokon tsb. Member si ibu ini tidak perlu mengeluarkan modal, keuntungan didapat dari pembagian margin yang punya toko.

Kategori ke-2 yang bertahan dan masih exist sampai hari ini menjadi pelanggan di Ruzika Moslem Outlet dan jaringannya, karena pasar mereka yang tidak pernah habis.


KATEGORI KE-3 para Ibu2/ mba2 pekerja yang berstatus karyawati. Awalnya juga ingin coba2 berusaha untuk menambah penghasilan sebagai usaha sampingan. Pasarnya sebetulnya sama terbatas dengan kategori-1 hanya teman2 di kantornya.

Tapi terkadang teman2 di kantornya bisa menjadi membernya untuk menawarkan produknya ke lingkungan rumah teman2nya tsb. Dari teman, ke rumah teman, ke tetangga rumah teman, dst.

Kategori ini juga cukup loyal selama mereka masih berstatus sebagai karyawan, dan rata2 mereka mempuyai modal yang cukup sehingga walaupun barang sedang berputar dan uangnya belum terkumpul karena di kantorpun mengadop sistem kredit, mereka masih bisa berbelanja.

Masalahnya karena waktu keterbatasan mereka, ritme belanja mereka ke toko kami tidak bisa ditentukan. Terkadang untuk kurun waktu yang cukup lama tidak berbelanja, dan pada saat berbelanja biasanya sibuk banyak pekerjaan sehingga tidak sempat untuk singgah ke toko walaupun pesanan ada.

Ada juga yang tidak berbelanja lagi untuk waktu yang sudah cukup lama, ketika saya coba2 call menanyakan kabar sambil mencari tahu he he he rupanya sudah tidak berkeja lagi atau kontraknya tidak diperpanjang sehingga dirumah tidak bisa kemana mana dulu.

Tapi ada juga yang bilang teman2 saya sudah pakai dan beli semua produk ibu, dan sekarang lagi trendnya ANU sehingga saya beralih dulu jualan ANU.

Ada juga yang bilang di kantor sekarang udah di larang berjualan, karena banyak karyawan yang merangkap profesi menjadi pedagang hi..hi.hi..

Dan masih banyak lagi alasan yang beragam. Ya semuanya memang hak member2 saya, tapi tugas saya adalah mecari tahu tentang mereka berkaitan dengan aktifitas belanja mereka di toko kami.

Kategori ke-3 ini bisa dikatakan 50-50 ada yang masih exist tetapi periode kedatangannya tidak menentu ada juga yang sudah menghilang tanpa kabar.


KATEGORI KE-4 Punya toko di lokasi yang cukup strategis dan mengkombinasikan penjualan On Line dan Off Line. Kategori ini termasuk para pelanggan yang pertumbuhan omzetnya cukup pesat. Deal dengan mereka biasanya sangat mudah, order permintaan pun biasanya hanya menyebutkan nilai rupiahnya saja, barang di serahkan ke kita untuk memilihnya. Paling pesannya pilihkan yang bagus2 !

Kekurangannya kalau mereka menemukan sumber/ supplier yang bisa memberikan margin yang lebih besar, tentunya akan beralih. Atau kalau mereka bisa mengorder langsung ke pabrikan hilanglah profit kita.

Biasanya untuk pelanggan sekelas mereka, kami akan memberikan tawaran yang lebih bagus dari yang pabrik akan berikan ke mereka. Bagaimana caranya ? Itu rahasia dapur Ruzika dong ..he he .

Akhirkata bagi para Ibu2 yang ingin coba2 berusaha, sudah ada gambaran kira2 saya ingin termasuk kategori mana, disesuaikan saja dengan kondisi anda saat ini.

Kalau belum bisa masuk ke kategori-2, tidak apa2 memulai di kategori 1 atau 3 yang penting buat plan berapa tahun lagi saya harus ada di kategori 4 misalkan .

Yang jelas pastikan pasar anda tetap exist dan teruh tumbuh dengan berbagai pendekatan diatas. Salam.

1 komentar:

Blogging Tips mengatakan...

minta ijin copy tips anda untuk diposting di web www.berbagitips.com boleh ya bu ?

Artikel tidak dirubah sama sekali dan saya dicantumkan link asli blog ibu di web tersebut.